Foto: Goethe-Institut Indonesia/Dimas Abdirama
Konsep pemisahan sampah mungkin sudah tidak asing lagi kita dengar. Beberapa negara ternyata sudah ada yang menerapkan konsep pemisah sampah seperti ini, termasuk di Jerman. Di Jerman sendiri konsep ini dikenal sebagai Mülltrennung. Pertama kali saya datang ke Jerman, saya begitu takjub dibuatnya, karena kuatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian alam. Di depan rumah saya tersedia tempat sampah dengan berbagai jenis warna. Ada yang warnanya kuning, biru, abu-abu dan hitam. Memang sekilas begitu mengagumkan, tetapi juga membingungkan untuk membuang sampah saja di sini.
Proses ini juga sangat beragam, untuk sampah kemasan (Verpackungsmüll) berbahan plastik atau metal harus dimasukan ke tempat sampah yang berwarna kuning, sampah kertas (Papiermüll) di tempat sampah berwarna biru, kemudian untuk sampah organik (Biomüll) di tempat sampah yang berwarna hijau atau cokelat, dan untuk sampah barang bekas (Restmüll) dapat dimasukkan ke tempat sampah berwarna hitam atau abu-abu.
Foto: Goethe-Institut Indonesia/Dimas Abdirama
Dengan segala kerumitannya, kita harus tahu ke mana sampah harus dibuang. Jika saya perhatikan, setengah dari isi sampah disana masih berada di tempat yang salah. Orang Jerman sendiri masih kebingungan kemana harus membuang sampah, seperti sikat gigi atau botol bekas. Banyak orang mengira bahwa tempat sampah berwarna kuning adalah untuk sampah plastik, tetapi kenyataannya tidak semua sampah plastik dapat dimanfaatkan kembali dan didaur ulang, karena ada beberapa yang harus dipisahkan ke tempat pembuangan akhir (Müllanlage) untuk dibakar. Sama halnya juga dengan sampah kertas, karena tidak semua dapat dimasukkan ke dalam tempat sampah khusus kertas, jika kertas yang sudah terkena cat, makanan, atau jenis kertas karbon tidak bisa dimasukkan ke dalam tempat sampah berwarna biru dan harus dipisahkan.
Bagaimana dengan sampah yang memiliki bahan kimia seperti baterai atau bohlam lampu? Khusus sampah kimia seperti ini sudah disediakan tempat khusus, jika kita pergi ke toko penjual obat, pembersih, kosmetik, sabun dan lainnya biasanya mereka memiliki tempat sampah khusus ini, dan jika ingin berbelanja, jangan lupa untuk membawa sampah kita untuk dibuang ke tempat sampah khusus seperti ini.
>Foto: Goethe-Institut Indonesia/Dimas Abdirama
Perlu diketahui untuk sampah barang elektronik (Elektroschrott), mebel, tempat tidur dan barang-barang rumah tangga lainnya ternyata tidak bisa dibuang begitu saja bersama dengan sampah-sampah yang sudah saya tulis di atas tadi, karena sudah ada kota khusus yang menampung sampah, yang dinamakan dengan tempat pembuangan sampah berat (Sperrmüllanlage). Membuangnya juga tidak sembarangan membuang, karena akan dikenakan biaya. Uniknya tidak semua sampah yang berada di Sperrmüll ini sudah rusak, ternyata masih ada barang yang masih bagus. Terkadang kita bisa mengambilnya untuk digunakan menjadi barang pribadi, jadi semacam biro tempat mencari barang gratis.
-Dimas Abdirama-
Konsep pemisahan sampah mungkin sudah tidak asing lagi kita dengar. Beberapa negara ternyata sudah ada yang menerapkan konsep pemisah sampah seperti ini, termasuk di Jerman. Di Jerman sendiri konsep ini dikenal sebagai Mülltrennung. Pertama kali saya datang ke Jerman, saya begitu takjub dibuatnya, karena kuatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kelestarian alam. Di depan rumah saya tersedia tempat sampah dengan berbagai jenis warna. Ada yang warnanya kuning, biru, abu-abu dan hitam. Memang sekilas begitu mengagumkan, tetapi juga membingungkan untuk membuang sampah saja di sini.
Proses ini juga sangat beragam, untuk sampah kemasan (Verpackungsmüll) berbahan plastik atau metal harus dimasukan ke tempat sampah yang berwarna kuning, sampah kertas (Papiermüll) di tempat sampah berwarna biru, kemudian untuk sampah organik (Biomüll) di tempat sampah yang berwarna hijau atau cokelat, dan untuk sampah barang bekas (Restmüll) dapat dimasukkan ke tempat sampah berwarna hitam atau abu-abu.
Foto: Goethe-Institut Indonesia/Dimas Abdirama
Dengan segala kerumitannya, kita harus tahu ke mana sampah harus dibuang. Jika saya perhatikan, setengah dari isi sampah disana masih berada di tempat yang salah. Orang Jerman sendiri masih kebingungan kemana harus membuang sampah, seperti sikat gigi atau botol bekas. Banyak orang mengira bahwa tempat sampah berwarna kuning adalah untuk sampah plastik, tetapi kenyataannya tidak semua sampah plastik dapat dimanfaatkan kembali dan didaur ulang, karena ada beberapa yang harus dipisahkan ke tempat pembuangan akhir (Müllanlage) untuk dibakar. Sama halnya juga dengan sampah kertas, karena tidak semua dapat dimasukkan ke dalam tempat sampah khusus kertas, jika kertas yang sudah terkena cat, makanan, atau jenis kertas karbon tidak bisa dimasukkan ke dalam tempat sampah berwarna biru dan harus dipisahkan.
Bagaimana dengan sampah yang memiliki bahan kimia seperti baterai atau bohlam lampu? Khusus sampah kimia seperti ini sudah disediakan tempat khusus, jika kita pergi ke toko penjual obat, pembersih, kosmetik, sabun dan lainnya biasanya mereka memiliki tempat sampah khusus ini, dan jika ingin berbelanja, jangan lupa untuk membawa sampah kita untuk dibuang ke tempat sampah khusus seperti ini.
>Foto: Goethe-Institut Indonesia/Dimas Abdirama
Perlu diketahui untuk sampah barang elektronik (Elektroschrott), mebel, tempat tidur dan barang-barang rumah tangga lainnya ternyata tidak bisa dibuang begitu saja bersama dengan sampah-sampah yang sudah saya tulis di atas tadi, karena sudah ada kota khusus yang menampung sampah, yang dinamakan dengan tempat pembuangan sampah berat (Sperrmüllanlage). Membuangnya juga tidak sembarangan membuang, karena akan dikenakan biaya. Uniknya tidak semua sampah yang berada di Sperrmüll ini sudah rusak, ternyata masih ada barang yang masih bagus. Terkadang kita bisa mengambilnya untuk digunakan menjadi barang pribadi, jadi semacam biro tempat mencari barang gratis.
-Dimas Abdirama-
-Written by Dimas Abdirama-
Source : https://blog.goethe.de/lajuman/
Source : https://blog.goethe.de/lajuman/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar